Ilustrasi primaironline.com |
Kepala Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Sularti mengatakan, para wartawan dari media yang tidak jelas tersebut saat ini masih berkeliaran. Bahkan, belum lama ini wartawan tersebut sempat membagikan kartu pers kepada sejumlah perangkat desa.
"Bahkan, kabag saya (Desa Beji) ada yang menerima kartu pers tersebut dan dia sempat menunjukkan kepada saya katanya dari wartawan itu," kata Sularti, Senin (30/5/2011).
Para wartawan tersebut juga sempat membuka biro dengan nama media yang tak jelas. Pembukaan kantor biro tersebut bertempat di Dusun Beji, Desa Beji, Ngawen, dan sempat menghadirkan sejumlah Muspika Kecamatan Ngawen pada pertengahan Mei 2011.
"Umbul-umbul dengan nama medianya juga telah terpasang waktu itu, tetapi sampai sekarang, ya, tidak beredar," imbuhnya.
Informasi Sularti tersebut akhirnya direspons oleh Ketua Forum Wartawan Gunung Kidul (FWG) Agus Waluyo.
Menurut dia, belum lama ini pihaknya juga sempat dimintai izin oleh oknum wartawan dari media yang belum jelas. "Memang ada wartawan tak jelas yang membagikan kartu pers kepada sejumlah perangkat desa. Mereka memang membagikan koran atau tabloidnya, dengan isi berita sesuai dengan orang yang akan diberi," ujarnya.
Agus berharap agar Pemkab Gunung Kidul lebih selektif dalam memberikan izin terhadap media yang tidak jelas tersebut karena dikhawatirkan berdampak buruk bagi masyarakat, terutama insan pers yang resmi.
Sumber: kompas.com
Selasa, 31 Mei 2011 | 03:59 WIB